2009-01-22

Obama Vs Krisis Global

PADA 20 Januari 2009, presiden terpilih Barrack Hussein Obama dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Barrack Obama mewarisi kebangkrutan ekonomi AS akibat kecerobohan pemerintah Bush Jr dalam mengelola perekonomian negara adidaya tersebut. AS saat ini dalam kondisi krisis keuangan terburuk setelah depresi ekonomi 1930-an. Negara itu juga terjebak dalam perang yang tidak populer di Irak dan Afghanistan, sehingga popularitasnya dalam politik dunia berada pada titik terendah. Ada banyak harapan yang dibebankan di pundak Barack Obama sebagai Presiden AS. Harapan rakyat AS adalah Obama akan memimpin mereka keluar dari krisis ekonomi. Kondisi ekonomi AS pada saat krisis ini sudah mulai berdampak di sektor riil. Ribuan pekerja di sektor keuangan, automotif, dan sektor publik kehilangan pekerjaan. Pertumbuhan ekonomi AS mengalami pelambatan dengan tingkat konsumsi yang terkoreksi tajam. Turunnya konsumsi masyarakat AS menyebabkan beberapa negara berkembang mengalami penurunan ekspor, termasuk Indonesia. Pada saat Barrack Obama terpilih sebagai presiden, ternyata disikapi secara positif oleh pelaku ekonomi global. Hampir semua bursa saham dunia —mulai dari NYSE, Nikkei, London, Hanseng, sampai Bursa Efek Indonesia— mengalami kenaikan. Hal itu berarti pelaku ekonomi global juga berharap bahwa Presiden Barack Obama akan memperbaiki ketidakberesan di sektor keuangan AS yang selama ini berjalan tanpa ada regulasi. Uniknya, inaugurasi Presiden AS itu ternyata diamati dan bahkan diikuti secara intensif oleh rakyat Indonesia. Beberapa kelompok masyarakat di Indonesia mempunyai harapan besar kepada Barack Obama karena masa lalunya pernah tinggal di Jakarta dan mempunyai ayah tiri warga Indonesia. Pertanyaannya, apakah harapan dari rakyat AS dan dunia bisa terwujud? Selain itu, adakah dampak kepemimpinan Obama bagi perekonomian Indonesia? Pemulihan Ekonomi Harapan utama masyarakat AS dan juga dunia adalah perekonomian negara adidaya itu segera pulih. Harapan itu bisa saja terjadi, namun tidak dalam waktu dekat. Perekonomian AS tenggelam terlalu dalam. Masalah ekonomi AS terlalu kompleks untuk diselesaikan hanya dalam jangka pendek. Dua hari pascapidato kemenangannya, Presiden Barack Obama langsung melakukan pertemuan dengan para ekonom terkemuka dan pelaku bisnis di AS untuk membahas pemulihan ekonomi AS. Obama menyatakan harus ada skenario jangka pendek untuk mengatasi masalah darurat, yaitu bertambahnya pengangguran. Para ahli ekonomi menyarankan pemerintah Obama untuk melakukan stimuli ekonomi demi mendorong ekonomi AS yang mengalami pelambatan. Namun, syarat memberikan stimuli ekonomi adalah meningkatkan defisit APBN. Padahal, salah satu masalah utama AS adalah defisit APBN yang terjadi bersamaan dengan defisit neraca transaksi berjalan. Defisit anggaran di AS sudah berada pada posisi mengkhawatirkan. Defisit anggaran AS terjadi karena kampanye perang melawan teroris di Irak dan Afghanistan memakan banyak biaya tanpa hasil yang memuaskan. Perang itu sudah memakan biaya 650 miliar dolar AS, dan jika tidak segera dihentikan bisa memakan biaya sampai dengan tiga triliun dolar AS. Pada 2008, defisit anggaran AS mencapai tiga persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) dan sampai dengan September 2008 angka defisit tersebut mencapai 455 miliar dolar AS (Sunarsip, 2008). Sumber keterpurukan ekonomi AS yang lain adalah defisit neraca transaksi berjalan (current account). Hal itu terjadi karena konsumsi masyarakat AS terhadap barang impor sangat besar. Defisit neraca transaksi berjalan AS yang terbesar adalah dengan RRC. Hal itu menyebabkan perekonomian AS mempunyai kebergantungan yang besar kepada beberapa negara, terutama negara-negara Asia dan Timur Tengah. Defisit ganda tersebut masih diperburuk dengan semakin meningkatnya angka pengangguran di negara adikuasa tersebut. Peningkatan itu terjadi bahkan sebelum adanya krisis ekonomi di negara soperpower tersebut. Oleh karena itu, para ekonom AS sepakat bahwa tidak ada obat penawar yang cepat bagi krisis ekonomi global. Harapan Indonesia? Pelantikan Barack Obama disikapi oleh beberapa kalangan di Indonesia secara berlebihan, seolah-olah dengan pelantikan sang presiden kulit hitam pertama itu akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Padahal, satu-satunya keberkaitan Obama dengan Indonesia adalah bahwa sang Presiden AS itu pernah tinggal di Indonesia pada akhir 1960-an dan mempunyai saudara tiri Maya Soentoro Ng yang namanya ”berbau” Indonesia. Satu-satunya hal yang pasti adalah kebijakan ekonomi Presiden Obama adalah menyejahterakan rakyat AS, dan bukan Indonesia. Dalam kondisi krisis ekonomi di AS, justru sebenarnya Indonesia bisa mendapatkan keuntungan, yaitu peningkatan posisi tawar.Indonesia adalah salah satu wakil negara berkembang yang diundang dalam pertemuan G-20 beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu AS meminta bantuan pemerintah di negara berkembang Asia untuk membantu AS dan Eropa guna mengatasi krisis ekonomi. Artinya, saat ini AS justru lebih membutuhkan Indonesia daripada kita membutuhkan mereka. Pemerintah Indonesia harus bisa memanfaatkan kondisi itu bagi kepentingan dalam negerinya. Masyarakat Indonesia saat ini harus sadar bahwa AS saat ini bukanlah sebuah kekuatan adidaya dari sisi ekonomi. Oleh karena itu, tidak ada gunanya berharap berlebihan kepada terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden AS. Satu-satunya yang bisa membawa Indonesia menuju kemakmuran adalah semangat kemandirian ekonomi, dan bukan menggantungkan nasib kepada negara lain, siapa pun presidennya.

0 comments:

Tambahkan Emoticon Berikut Ini Ke Dalam Komentar Anda. Caranya Cukup Dengan Mengetik Kode Yang Berwarna Biru Di Samping Kanan Emoticon Tersebut.Ingin pasang emoticon ONION HEAD di kotak komentar blog anda ?Klik disini.

:0 :10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63 :64 :65
:66 :67 :68
:69 :70 :71 :72
:73 :74 :75 :76
:77 :78 :79 :80
:81 :82 :83
:84 :85 :86 :87
:88 :89 :90 :91
:92 :93 :94 :95
:96 :97 :98 :99

Posting Komentar

 

Dari mana pengunjung Blog dek Reza ?

My Tweet

follow me