2009-01-26

Ketika Barongsai Menyatu Dalam Kultur Sunda

Dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat Tionghoa, barongsai diyakini memiliki kekuatan magis menolak bala, roh jahat, serta mendatangkan rezeki. Namun, seiring waktu, barongsai pun menyatu dalam kultur Sunda. Ia tidak lagi sekadar menjadi identitas etnis (Tionghoa), tetapi juga milik bersama masyarakat. Barongsai yang dahulu biasa dimainkan di kelenteng oleh para ahli bela diri kini "menyunda". Tidak percaya? Tengok saja, misalnya, hari-hari tertentu di Gedung Winaya Sabha, Cibadak, Kota Bandung. Di tempat ini, tiap Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat sore akan kita temui kesibukan anggota Komunitas Barongsai Long Qing (baca: Lung Ching) berlatih. Kebanyakan dari mereka justru bukan keturunan Tionghoa. "Sembilan puluh persen malahan orang Sunda," tutur Tan Siauw Gie (57), Jumat (23/1). Berbeda dengan masa kecilnya dulu, barongsai ataupun liong saat ini dimainkan pula oleh orang-orang etnis lokal. Pendirian Long Qing ini, ucapnya, memang didesain sebagai salah satu alat akulturasi etnis Tionghoa dengan masyarakat sekitarnya. "Di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung," ujarnya puitis. Long Qing sendiri, jika dilihat secara etimologis, mempunyai arti lain cinta universal. "Bisa juga dikatakan cinta besar dari Bandung," tuturnya. Jika dilihat dari sejarah, istilah barongsai di Indonesia merupakan bentuk akulturasi. Barong berarti beruang, bukan singa. Di banyak negara, barongsai biasa disebut lion dance. "Jadi, istilahnya sendiri pun sebetulnya sudah terakulturasi menjadi Indonesia," ungkapnya. Karena begitu kuatnya makna pembauran ini, dalam pertunjukan, Lion Qing bahkan kerap melakukan kolaborasi dengan kesenian Sunda. Kelincahan gerak barongsai berpacu pula dengan irama tari jaipong di panggung. Pertunjukan semacam ini pernah dilakukan di mal Ciputra, Jakarta. "Antuasiasmenya luar biasa, bahkan tidak kalah dengan konser musik band," ujar penasihat Yayasan Sosial Priangan ini. Meski terbuka dengan kultur dan kesenian lokal, barongsai tetap tidak kehilangan jati dirinya sebagai warisan budaya Tionghoa. Saat tampil, pemain wajib pakaian khas mirip baju wushu. Kebiasaan pai atau hormat kepada penonton dan rekan lainnya pun tidak dilupakan. Komunitas ini rajin mengadakan bakti sosial saat tidak sibuk tampil pada hari Imlek untuk mengonkretkan pesan persaudaraan. Masuk kampus Barongsai yang kini merambah pentas olahraga dan hiburan mulai masuk ke kampus-kampus. Di Bandung, barongsai bahkan menjadi salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) di perguruan tinggi. Bandung Santo Club adalah komunitas dragon lion dance di Universitas Widyatama. "Ini adalah satu-satunya UKM barongsai-liong yang ada di Bandung," kata Andreas dari Presidium Bandung Santo Club. Selain atas dasar olahraga dan hobi, organisasi ini juga didirikan berdasarkan motivasi mempererat persaudaraan anggotanya. Serupa dengan Long Qing, Bandung Santo Club juga terbuka untuk semua kalangan. "Yang pribumi juga banyak, kok. Dari beragam agama pula. Ada yang Islam, Kristen, dan yang lainnya," katanya. Pengamat budaya Soeria Disastra mengatakan, barongsai kini bisa bergeser tidak lagi sebagai simbol budaya Tionghoa akibat kemajuan yang luar biasa dalam kehidupan bersama antar-etnis di masyarakat. "Kebudayaan mana pun, baik dari luar, lokal, maupun etnis, asalkan baik dan bermanfaat, tidak lagi menjadi penghalang kebersamaan," ujar sastrawan yang juga turunan Tionghoa ini. Akulturasi ibarat mangkok salad. Di dalamnya ada unsur bonteng, wortel, kol, dan lain-lain. Semua bercampur menjadi satu seperti gado-gado, tetapi tidak lebur seperti melting pot. Ini adalah kondisi ideal riil di masyarakat pluralis semacam Indonesia. Warna etnis tetap muncul, tetapi bisa saling mengisi dan mengakui satu sama lain. "Seperti yang Martin Luther King katakan, jangan kita melihat warganegara dari warna kulit, tetapi bagaimana kontribusinya," ujar Tan Siauw Gie.

0 comments:

Tambahkan Emoticon Berikut Ini Ke Dalam Komentar Anda. Caranya Cukup Dengan Mengetik Kode Yang Berwarna Biru Di Samping Kanan Emoticon Tersebut.Ingin pasang emoticon ONION HEAD di kotak komentar blog anda ?Klik disini.

:0 :10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63 :64 :65
:66 :67 :68
:69 :70 :71 :72
:73 :74 :75 :76
:77 :78 :79 :80
:81 :82 :83
:84 :85 :86 :87
:88 :89 :90 :91
:92 :93 :94 :95
:96 :97 :98 :99

Posting Komentar

 

Dari mana pengunjung Blog dek Reza ?

My Tweet

follow me