2009-01-26

Menelusuri Jejak Peranakan Tionghoa

Ketika Denys Lombart menulis buku ”Nusa Jawa: Silang Budaya”, dia memperlihatkan dengan jelas bagaimana persinggungan berbagai budaya dari Barat dan Timur dengan masyarakat asli selama berabad-abad membentuk Jawa. Proses saling memengaruhi itu tentu bukan hanya di Jawa, tetapi juga pulau-pulau lain di Nusantara, dari Sabang hingga Merauke. Waktu berlalu dan zaman berubah, tetapi warisan itu telah dan akan ikut membentuk wajah Indonesia. Pengaruh China adalah salah satu yang cukup penting di Indonesia, selain Belanda, India, Timur Tengah, dan Portugis. Pameran ”Peranakan Tionghoa Indonesia, Sebuah Perjalanan Budaya” di Bentara Budaya Jakarta yang berlangsung hingga 25 Januari mencoba memperlihatkan saling pengaruh itu. Mebel seperti tempat tidur pengantin, lemari dan meja, hingga baju dan perlengkapannya milik Peranakan Tionghoa, kebanyakan dari abad ke-19, merupakan perpaduan budaya Tionghoa, Eropa, dan komunitas asli. Baju pengantin perempuan Peranakan Tionghoa, misalnya, masih digunakan pengantin Betawi. Ciri khas populer yang segera terlihat adalah penutup wajah yang menyerupai tirai. Diperlihatkan juga baju pengantin Peranakan dari Padang, Sumatera Barat, dengan baju atas panjang dengan kancing menyilang di dada kanan warna merah dan sarung warna oranye. Sementara di Jawa, menurut salah satu kurator pameran, Rusdi Tjahyadi, sarung pengantin perempuan berwarna hijau. Begitu juga kembang goyang sebagai hiasan rambut, masih dipakai sampai sekarang di Sumatera dan Jawa. Peraturan pemerintahan kolonial Belanda menempatkan Peranakan Tionghoa dalam kelompok Timur Asing bersama Peranakan India, Arab, dan dari Timur lainnya, sehingga memengaruhi pilihan busana. Para perempuan Peranakan yang lahir dari laki-laki yang umumnya datang dari daerah Fujian di selatan China dengan istri dari perempuan asli setempat, mengadopsi pakaian yang dikenakan perempuan setempat, yaitu kebaya, dan mengambil pengaruh dari Eropa. Kebaya—yang berasal dari bahasa Persia cabay—memakai bukaan depan dihiasi renda halus dari Eropa, umumnya berwarna putih, sementara kain panjangnya mengambil pola lereng dari batik pedalaman Jawa Tengah dan buketan (dari kata bouquet). Kain untuk kebaya pun berbahan katun voile tipis yang diimpor dari Eropa. Kebaya polos dihiasi sulaman bunga atau hewan. Di dalam pameran, misalnya, ayam dipakai sebagai motif sulaman karena ayam dianggap sebagai hewan yang rajin. Komunitas peranakan Diaspora orang Tionghoa dari daratan China ke Asia Tenggara bukan hanya ada di Indonesia. Kurator Baba House di Singapura yang juga pengajar di National University of Singapore, Peter Lee, mengatakan banyak kesamaan antara budaya Peranakan Tionghoa dan Singapura, meskipun tiap komunitas akan membangun ciri khas karena pengaruh lokal. Bentuk tempat tidur, misalnya, sangat khas, yaitu berbentuk persegi empat dengan empat tiang dan kanopi. Ukiran bermotif dewa, tokoh, atau flora dan fauna muncul di kanopi, kaki, atau tepi tempat tidur. Tirainya disulam motif bunga, burung, atau kilin. Menurut Lee, tempat tidur macam ini hanya terdapat di Asia Tenggara. Benda yang dipamerkan memperlihatkan kemakmuran pemiliknya. Baju sembahyang anak- anak, misalnya, di bagian dada dan punggung dihiasi sulaman bergambar kepala naga yang tampak mewah. Begitu juga pending dan ikat pinggang. Sebuah pending dari emas dengan hiasan intan di tengah, misalnya, milik seorang kapitan dari Sibolga. Sisik yang menjadi latar motif bunga ditempelkan satu per satu. ”Letak geografis yang terpisah jauh dari daratan China dan imigran yang sudah beradaptasi dengan komunitas lokal menyebabkan pengaruh dari kekaisaran di daratan tidak lagi terlalu kuat. Banyak barang yang dibuat dengan mewah, rumit, dan detail, sesuatu yang tidak berani dilakukan orang biasa di daratan China,” kata Lee. Selain itu, situasi politik Asia Tenggara relatif stabil pada abad ke-19, memberi kesempatan Peranakan Tionghoa membuat barang bagus dan berharga untuk memperlihatkan kemakmuran.

0 comments:

Tambahkan Emoticon Berikut Ini Ke Dalam Komentar Anda. Caranya Cukup Dengan Mengetik Kode Yang Berwarna Biru Di Samping Kanan Emoticon Tersebut.Ingin pasang emoticon ONION HEAD di kotak komentar blog anda ?Klik disini.

:0 :10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63 :64 :65
:66 :67 :68
:69 :70 :71 :72
:73 :74 :75 :76
:77 :78 :79 :80
:81 :82 :83
:84 :85 :86 :87
:88 :89 :90 :91
:92 :93 :94 :95
:96 :97 :98 :99

Posting Komentar

 

Dari mana pengunjung Blog dek Reza ?

My Tweet

follow me